Selasa, 10 April 2012

kejahatan internet



KOMPAS.com - Lebih dari 40 persen pengguna internet adalah perempuan (data 2009). Konten di internet juga banyak memenuhi kebutuhan perempuan. Akhirnya sasaran dari para attacker adalah juga kaum perempuan.

Dewi dan rekannya, Rika (bukan nama sebenarnya), adalah dua di antara banyak korban kejahatan internet yang berani mengungkapkan kasus yang dialaminya. Mereka menyebarkan informasi kasus kepada rekan lainnya, atau melaporkan ke kepolisian.

Kepada Kompas Female, Dewi bercerita, akun Facebook-nya dibobol seseorang dengan lebih dahulu membobol akun emailnya. Pelaku merupakan teman yang dikenalnya sehingga memudahkan akses menjebol akun email. 

"Pelaku membobol akun Facebook dengan menyebar fitnah dan membalas komentar, bahkan mengacaukan kegiatan yang sudah saya promosikan melalui Facebook," papar Dewi yang berprofesi sebagai pengelola event organizer dan social networker. 

Aktivitas pekerjaan yang mengandalkan jejaring sosial membuat Dewi merasa dirugikan dengan terjadinya pencurian identitas, dan fitnah yang disebarluaskan atas dirinya.

Lain lagi dengan kasus Rika. Akun email Yahoo!-nya dibobol dan dimanfaatkan pelaku untuk meminta uang kepada sejumlah relasi Rika. Pelaku membuat alasan seperti untuk biaya pengobatan anak sakit, dan semacamnya. Rika sudah melaporkan kasusnya kepada kepolisian dan memutuskan membuat akun baru.

Pertemanan dalam jejaring sosial atau dunia maya menjadi aset bagi pengguna internet. Aset berupa informasi identitas inilah yang menjadi sasaran pelaku dalam menjalankan aksinya.

Selain kasus penipuan, fitnah, penghapusan daftar teman, dan pemerasan, kejahatan internet yang menyasar identitas ini bermotif ekonomi dengan aktivitas ilegal dan bernilai tinggi. 

Muhammad Salahuddien, Vice Chairman dari lembaga keamanan internet Id-SIRTII, mengatakan pencurian identitas oleh attacker mengarah kepada modus kejahatan yang berskala besar. Aksi ini biasa disebut sebagai underground economy. 

"Bahkan sebuah negara pecahan Uni Soviet, Estonia, dilumpuhkan dengan cyberattack (kejahatan teknologi dalam hal ini internet, RED) pada 2007 lalu. Attacker akan selalu mencari celah dari kelemahan sistem dan kecerobohan penggunanya," jelas pria yang biasa disapa Didin ini.

Soal kecerobohan pengguna, Didin menyarankan pengguna internet untuk lebih teliti, seperti:
Cek kembali informasi yang diterima
Selalu sediakan waktu mengecek kembali, double check, bahkan triple check, atas email masuk yang mencurigakan.
Jangan mudah menerima undangan pertemanan
Permintaan pertemanan di Facebook bisa datang dari siapa saja. Cek kembali apakah ada teman yang sudah Anda kenal di daftar temannya. Tanyakan kembali kepada teman Anda siapa pengundang tersebut. Jika tak ada yang mengenalnya lupakan saja.
Filter teman
Jangan mudah terperdaya dengan profil teman. Wajah cantik atau tampan tak jadi jaminan. Begitu terpancing dengan obrolannya, saat itulah identitas Anda terbongkar.
Waspadai aplikasi 
Aplikasi yang ditawarkan kepada Anda bisa menjadi jebakan, apalagi jika sudah meminta Anda menginput email untuk mengoperasikannya.
Bedakan akun email dengan username
Jangan pernah menggunakan email yang sama untuk akun jejaring sosial. Selain itu jangan pernah memasang email Anda pada informasi diri di akun jejaring sosial.

Rabu, 04 April 2012

manusaia dan keindahan

Aku sebagai  Puisi
biduk di langit masih kering tertawa
melihat aku yang tetap bercumbu dengan khayal yg tak pasti
menari kata dalam balutan puisi
membingkaikan rasa dalam bait puisi ini.
puisi adalah aku
aku bercinta dengan kata kata 
dan merangkai menjadi satu kenangan indah 
dekapan kalimat panjang membuai mesra diriku
kutemukan ada detak lemah setia di dirimu.

manusia dan penderitaan...


Pengertian PenderitaanPenderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan. Kepada manusia sebagai homo religius Tuhan telah memberikannyabanyak kelebihan dibandingkan dengan mahlulc ciptaannya yang lain, tetapi mampukah manusia mengendalikan diri untuk melupakannya ? Bagi manusia yang tebal imannya musibah yang dialaminya akan cepat dapat menyadarkan dirinya untuk bertobat kepadaNya clan bersikap pasrah akan nasib yang ditentukan Tuhan atas dirinya. Kepasrahan karena yakin bahwa kekuasaan Tuhan memang jauh lebih besar dan dirinya, akan membuat manusia merasakan dirinya kecil dan menerima takdir. Dalam kepasrahan demikianlah akan diperoleh suatu kedamaian dalam hatinya, sehingga secara berangsur akan berkurang penderitaan yang dialaminya, untuk akhimya masih dapat bersyukur bahwa Tuhan tidak memberikan cobaan yang lebih berat dari yang dialaminya.Baik dalam Al Quran maupun kitab suci agama lain banyak surat dan ayat yang menguraikan tentang penderitaan yang dialami oleh manusia atau berisi peringatan bagi manusia akan adanya penderitaan. Tetapi umunya manusia kurang mempethatikan peringatan tersebut, sehingga manusia mengalami penderitaan.Hal itu misalnya dalam surat Al.Insyiqoq:6 (q) dinyatakan "manusia ialah mahluk yang hidupnya penuh perjuangan. Ayat tersebut harus diartikan, bahwa manusia hams bekerja keras untuk dapat melangsungkan hidupnya. Untuk kelangsungan hidup ini manusia harus menghadapi alam (menaklukan alam), menghadapi masyarakat sekelilingnya, dan tidak bole h lupa untuk taqwa terhadap Tuhan. Apabila manusia melalaikan salah satu darinya, atau kurang sungguh-sungguh menghadapinya, maka akibatnya manusia akan menderita. Bila manusia itu sudah berkeluarga, maka penderitaan juga dialami oleh keluarganya. Penderitaan semacam itu karena kesalahaunya sendiri.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi secara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya. Sedangkan penderitaan psikis, penyembuhannya terletak pada kemampuan si penderita dalarn menyelesaikan soal-soal psikis yang dihadapinya. Para ahli lebih banyak membantu saja. Sekali lagi semuanya itu merupakan "resiko" karena seseorang mau'hidup. Sehingga enak atau tidak enak, bahagia atau sengsara merupakan dua sisi atau masalah yang wajib diatasi.Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan.Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan.Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan likuliku kehidupan manusia. Penderitaan fisik yang dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.SiksaanSiksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akiabat siksaan yang dialami seseorang, timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan, kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan.Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari suatu problema psikologis yang dalam, yang harus ditemukan, dihadapi, dan ditaklukan sebelum phobianya akan hilang. Sebaliknya ahli-ahli yang merawat tingkah lakupercaya bahwa suatu phobia adalah problemnya dan tidak perlu menemukan sebab-sebabnya supaya mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.Kekalutan MentalPenderitaan batin dalam ilmu psikologi dikenal sebagai kekalutan mental. Secara lebih sederhana kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidakmampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah laku secara kurang wajar.Gejala permulaan bagi seseorang yang mengalami kekalutan mental adalah :


1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis, cemburu, 
mudah marahTahap-tahap gangguan kejiwaan adalah :


1. Gangguan kejiwaan nampak pada gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani maupun rohani.
2. Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
3. Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown) dan yang 3bersangkutan mengalami gangguan.Sebab-sebab timbulnya kekalutan mental :
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang sempurna.2. Terjadinya konflik sosial budaya.
3. Cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan terhadap kehidupan sosial.Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan negative.Positif; trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya.Negatif; trauma yang dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan.Bentuk frustasi antara lain :


1. Agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat membahayakan orang sekitarnya.
2. Regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
3. Fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya dengan membisu.
4. Proyeksi; merupakan usaha melemparkan atau memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative kepada orang lain.
5. Identifikasi; adalah menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dalam imaginasinya
6. Narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa dirinya lebih superior dari paa orang lain.
7. Autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat menjurus ke sifat yang sinting.Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
1. kota – kota besar
2. anak-anak muda usia
3. wanita
4. orang yang tidak beragama
5. orang yang terlalu mengejar materiApabila kita kelompokkan secara sederhana berdasarkan sebab-sebab timbulnya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut :
1. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia.
2. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab TuhanOrang yang mengalami penderitaan mungkin akan memperoleh pengaruh bermacam-macam dan sikap dalam dirinya. Sikap yang timbul dapat berupa sikap positif ataupun sikap negative. Sikap negative misalnya penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, atau ingin bunuh diri. Kelanjutan dari sikap negatif ini dapat timbul sikap anti, mislanya anti kawain atau tidak mau kawin, tidak punya gairah hidup, dan sebagainya. Sikap positif yaitu sikap optimis mengatasi penderitaan, bahwa hidup bukan rangkaian penderitaan, melainkan perjuangan membebaskan diri dari penderitaan dan penderitaan itu adalah hanya bagian dari kehidupan. SIkap positif biasanya kreatif, tidak mudah menyerah, bahkan mungkin timbul sikap keras atau sikap anti. Misalnya sifat anti kawin paksa, ia berjuang menentang kawin paksa, dan lain lain.