Selama saya berkuliah di univeritas
gunadarama dari semester 1 sampai sekarang ini sudah 8 semester saya lalu,
mungkin sofkill yang saya miliki tidak terlalu banyak walau jurusan yg di ambil
sistem informasi kebanyakan di bidang progemer membuat koding dan sebaginya. Ada
masa dimana seorang pencinta fotografi mulai mendapatkan hasil dari kamera
digitalnya dan mulai bingung menentukan arah, apakah tetap mempertahankan
pekerjaan atau kegiatan awal mereka? ataukah serius menekuni bidang usaha
fotografi? Jawabannya yang paling bijak, mungkin adalah menjadi seorang
fotografer lepas atau bahasa keren-nya freelance photographer. Dalam
era teknologi saat ini seseorang dapat dengan mudah menjadi photographer freelance,
maksud kami disini, ada ribuan desainer, webmaster, editor ataupun
redaktur yang membutuhkan berbagai macam foto untuk melengkapi artikel, web, brosur
atau bahkan tabloid yang mereka terbitkan. Dan tidak semua dari mereka memiliki
sumber daya manusia, materi ataupun waktu yang cukup untuk mencari sendiri foto
tersebut.
Saya
lebih memilih hobi saya sebagai
fotografer mengeluti usaha di bidang ini sebagai Freelancer adalah orang
yang menawarkan jasa dan keahliannya kepada para pemilik kerja tanpa ada ikatan
jangka panjang apapun. Bekerja sebagai freelancer dapat menjadi pilihan karir bagi
anda yang mendambakan kebebasan dan kepuasan dalam bekerja karena anda dibayar
untuk melakukan hal-hal yang anda suka dan kuasai. fotografer freelancer karena sangat menikmati
hobi tersalurkan dan sambil berkerja pula. saya sendiri merasa diri saya
freelancer karena nggak terikat sama lembaga mana pun tapna ada ikatan kerja,
bebas menentukan semua ha.(namanya juga free alias bebas)termasuk menjual karya
memang freelancer kurang dipandang..dan
malah kadang dinilai bukan profesional...padahal freelancer ama profesional
adalah hal berbeda...seorang freelancer bisa jadi dia profesional karena dia
mencari duit dari sini...tapi seorang profesional belum tentu merupakan
freelancer misalnya dia terikat kontrak kerja dengan suatu perusahaan..
Kriteria
pekerjaan . Berawal dari hobby, fotografi sebagai pekerjaan utamanya selama
lebih dari 2 tahun. Passion dan ketidaksukaannya terhadap perusahaan yang
mengekang kreatifitas membuatnya lebih memilih jalur freelance.bekerja secara
berkelompok. Satu tim terdiri dari 3 orang atau lebih . Untuk acara – acara
seperti pernikahan di rumah/gedung dan gathering acara kantor, tim mematok
harga Rp. 2.500.000 – Rp. 5.000.000/all in. Harga jasa yang mereka tawarkan
untuk foto Pre wedding: Rp. 2.000.000 dan personal photoshot sebesar Rp.
300.000 – Rp. 500.000.
Ada
sedikit tips untuk menjadi freelance photographer
Tips pertama,
mulai membuat website portofolio, menempatkan portofolio terbaik Anda
di, dan memasarkan karya terbaik Anda melalui akun sosial network
pribadi, merupakan langkah awal yang tepat. Yang perlu diingat disini adalah portofolio
photography harus dikaitkan dengan personal brand
Anda. Seorang fotografer freelance harus tau siapa diri saya? dan
ke arah mana fotografi saya melangkah?. Artinya website ataupun
blog Anda harus merepresentasikan personal Anda, keahlian Anda, fokus dan
spesialisasi bidang fotografi Anda. Dengan begitu secara tidak langsung akan
ter-edukasi positif kepada calon klien, apakah Anda seorang fotografer yang
mereka cari atau tidak!
Tiap fotografer memilliki gaya (taste)
mereka sendiri, dan begitu juga dengan klien Anda. Pastikan bahwa Anda-lah sang
fotografer yang mereka cari pilih untuk merekam hari istimewa klien (semisal
Anda freelance sebagai fotografer wedding) miliki estetika atau taste
foto yang diminati banyak orang dan tetap update dengan perkembangan
dunia fotografi, supaya taste Anda tidak ketinggalan jaman. Hal inilah
dapat memenangkan jasa Anda dari persaingan, seorang klien bisa saja datang
kepada Anda, dan berkata “saya suka gaya foto Anda”, tanpa mempedulikan tawaran
dari penyedia jasa fotografi lainnya.
Tips kedua,
Banyak fotografer freelance mempublikasikan hasil karyanya kedalam website atau
blog dengan tampilan interface yang cantik dan memukau, namun
melupakan fungsi search engine dalam tiap
foto mereka. Hal ini menyebabkan pencari foto kesulitan menemukan nama sang
fotografer diantara pilihan stock foto yang muncul di 10 besar google.
Carilah seorang teman yang advance dengan SEO, mintalah tips bagaimana
mempublikasikan metadata, tags, exif data pada foto Anda supaya search
engine friendly, sebelum Anda publikasikan ke website/blog.
Tips ketiga, Pertimbangkan
Tarif! Bagi pemula, jangan terlalu tinggi menentukan ‘tarif’ melihat pengalaman
yang belum memadai baik itu jasa fotografi ataupun harga karya foto Anda. Anda
bisa bertahap meningkatkan angka sesuai dengan kualitas yang Anda berikan.
Setiap klien Anda pasti tahu menggunakan seorang fotografer freelance
untuk mengerjakan photoshoot akan mengambil biaya lebih sedikit karena
mereka bekerja untuk diri mereka sendiri, dan bukan untuk sebuah studio foto.
Jadi pasanglah tarif yang reasonable, pantas dan layak.
Mungkin
bisa sebagai photographer bola atau
sebagai fotografer Fashion Eservices Indonesia di
perusahaan perusahaan tertentu dengan gaji sebesar 3-5 juta perbulan. Dan ada
juga sebagai Photographer yg khusus
motret potret, Wedding Photographer, Model Portfolio Photographer, Sport
Photographer, Glamour Photographer, Fashion Photograher, Photo Jurnalist (wartawan
foto)
https://fotopreneur.wordpress.com/2012/08/27/tips-menjadi-fotografer-freelance/
http://www.fotografer.net/forum/view.php?id=42683
Tidak ada komentar:
Posting Komentar